Senin, 3 Februari 2020 (8 Shevat 5780)
tanah perjanjian
Orang-orang Israel beranak cucu dan tak terbilang jumlahnya; mereka bertambah banyak dan dengan dahsyat berlipat ganda, sehingga negeri itu dipenuhi mereka.
(Kel 1:6-22)
Yusuf keluar dari penjara menjadi orang ke-2 Firaun
di Mesir, dan berhasil menyelamatkan keluarga, serta bangsanya dari kesulitan ekonomi,
bahkan memberikan tempat yang terbaik bagi keluarga Yakub, ayahnya, di tempat
terbaik di Mesir waktu itu, Goshen. Di Mesirlah akhirnya keluarga Yakub benar-benar
menjadi sebuah bangsa yang besar, dan memenuhi negeri itu.
Waktu itu adalah waktu terbaik keluarga Yakub,
Yusuf, dan seluruh keluarganya. Mereka melihat bahwa janji Tuhan kepada
keluarga mereka digenapi. Bahkan bagi Yakub, pertemuan dengan Yusuf kembali
sudah membuat dia siap mati.
Tanpa Rachel (istri yang dicintai), dan Yusuf
(anak yang dikasihi), serta melihat perilaku anak-anak yang lain, membuat hati
Yakub menjadi dingin (Kej 45:26). Dia kehilangan gairah untuk hidup. Tapi pertemuan dengan Yusuf, mampu
mengembalikan semua gairah, bahkan Yakub siap mati di Mesir.
Lalu
Yusuf memasang keretanya dan pergi ke Gosyen, mendapatkan Israel, ayahnya.
Ketika ia bertemu dengan dia, dipeluknyalah leher ayahnya dan lama menangis
pada bahunya. Berkatalah Israel kepada Yusuf: "Sekarang bolehlah
aku mati, setelah aku melihat mukamu dan mengetahui bahwa engkau masih hidup." (Kej
46:29-30)
Pernyataan itu penting. Yakub adalah orang
yang mengerti benar janji Tuhan untuk Abraham, dan Ishak, yang akhirnya turun
kepada dia, bukanlah Mesir, tapi Kanaan. Sebab itu, dia berkata kepada Yusuf
untuk dikuburkan bersama Abraham, Sara, Ishak, dan Ribka di tanak Kanaan (Kej
49:29-30).
Yusuf pun mengerti bahwa Mesir bukanlah tanah
yang dijanjikan. Meskipun waktu itu di Mesir dia orang yang berposisi, kehidupan
yang sangat baik, tapi dia bisa melihat dengan iman, bahwa itu bukan tempatnya.
Berkatalah
Yusuf kepada saudara-saudaranya: "Tidak lama lagi aku akan mati; tentu
Allah akan memperhatikan kamu dan membawa kamu keluar dari negeri ini, ke
negeri yang telah dijanjikan-Nya dengan sumpah kepada Abraham, Ishak dan Yakub.
(Kej 50:24)
Dia pun berpesan untuk
membawa tulang-tulangnya ketika bangsa Israel keluar dari Mesir (Kej 50:25). Mesir
bukanlah tujuan, tapi bagian sebuah perjalanan. Meskipun Yakub dan Yusuf ada di
Mesir, tapi mata dan hatinya tertuju kepada perjanjian Tuhan.
Melihat yang kekal, sementara
mengerjakan yang di tangan, itulah sikap hati yang benar dalam kita menjalani
kehidupan. Iman yang membuat kita bisa melihat yang kekal. “Karena iman maka
Yusuf menjelang matinya memberitakan tentang keluarnya orang-orang Israel dan
memberi pesan tentang tulang-belulangnya.” (Ibr 11:22)
Pendalaman Alkitab:
Kata memperhatikan (Kej 50:24) dalam
bahasa Ibrani dipakai kata paqad (H6485)
artinya mengunjungi, menghadiri, menjaga, mengukur keberadaan, menghitung. Ketika Tuhan Yesus mengatakan carilah dulu
kerajaan Allah dan kebenarannya (Mat 6:33), Dia memberikan nuansa kata paqad
dengan mengatakan jangan kuatir, burung pipit pun dipelihara (Mat 6:25-31). Rambut
kita pun dihitung (Mat 10:30, Luk 12:7), sampai sejauh itu Tuhan paqad
kepada kita.
Mengerjakan kekekalan
tanpa melupakan pekerjaan di tangan adalah sukses sejati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar