Minggu, 19 Juli 2020

Tempat KediamanNya


Tempat KediamanNya

Dan mereka harus membuat tempat kudus bagi-Ku, supaya Aku akan diam di tengah-tengah mereka.  Menurut segala apa yang Kutunjukkan kepadamu sebagai contoh Kemah Suci dan sebagai contoh segala perabotannya, demikianlah harus kamu membuatnya.
(Kel 25:8-9)

Kemah sucil, bait suci, atau tabernakel adalah pusat kehidupan bangsa Israel. Karena disitulah Tuhan-Nya Israel berdiam ditengah-tengah mereka. Keberadaan Tabut Perjanjian mewakili kehadiranNya.  Tabut itu diletakkan ditempat yang paling rahasia, yaitu ruang maha kudus dalam kemah suci. 

Daud disebut orang yang berkenan kepadaNya (Kis 13:22) karena Dia mengerti pentingnya kehadiranNya. Daudlah yang akhirnya membawa tabut itu di kota Daud, di gunung Sion.

Tabut TUHAN itu dibawa masuk, lalu diletakkan di tempatnya, di dalam kemah yang dibentangkan Daud untuk itu, kemudian Daud mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan di hadapan TUHAN. (II Sam 6:17).

Tuhan orang Israel adalah Tuhan yang selalu bersama-sama dalam keseharian. Tuhan yang sangat pribadi dan berbicara kepada Adam, Nuh, Abraham, Ishak, Yakub, Yusuf, Musa, Yosua, Daud dan semua orang yang percaya. 

KehadiranNya secara sempurna digenapi dalam pribadi Yesus Kristus. Dialah Imanuel (Allah beserta kita) yang dinubuatkan nabi Yesaya (Yes 7:14), dan digenapi Matius 1:23. Kol 1:19 menyatakan. “Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia..

Didalam Yesus, sekarang Roh Kudus tinggal didalam kita, kita menjadi bait suciNya (I Kor 3:16, I Kor 6:19). Bahkan Paulus menyebut secara khusus, kita dibangun menjadi tempat KediamanNya.

Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh.  (Ef 2:22)

Kita didalam Dia, dan Dia didalam kita (Yoh 15:4).  Sebuah kebenaran yang sangat dalam, sekaligus jaminan bagi kita semua bagia semua janji-janjiNya akan digenapi, dan semua mandat-mandat yang diberikan kepada kita akan terlaksana, bukan karena kita, tapi karena Dia tinggal didalam kita (Za 4:6, Yoh 15:7, Gal 2:19-20).

Pemahaman Alkitab:
Kata Yunani κατοικητήριον atau katoikētērion (G2732) dalam NASB (New American Standard Bible) diterjemahkan sebagai dwelling place atau tempat tinggal. Kata ini mengandung arti habitation yang arti luasnya pemukiman, residensi, tempat untuk didiami. Tempat tinggal adalah rumah bagi yang menghuni. Berbeda dengan penginapan, atau hotel yang hanya sementara, tapi rumah adalah tempat tinggal yang sudah menetap (settled down). Dalam Yes 66:1 ”… Where then is a house you could build for Me? …” kata dwelling place dipakai kata Ibrani בַּיִת, bayith (H1004) yang artinya isi rumah, atau keluarga. 

Kita berfikir, berkata, dan bertindak seperti Dia, karena Dia yang ada di dalam kita.


Sabtu, 18 Juli 2020

Kerajaan Imam


Kerajaan Imam.

Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus. Inilah semuanya firman yang harus kaukatakan kepada orang Israel.
(Kel 19:6)

Dari bangsa yang lahir dari perbudakan, Israel dalam satu hari menjadi pasukan.  Sesudah lewat empat ratus tiga puluh tahun, tepat pada hari itu juga, keluarlah segala pasukan TUHAN dari tanah Mesir.(Kel 12:41). 

Bagi manusia tidak mungkin, tapi bagi Tuhan mungkin (Luk 1:37).  Ketika waktu penggenapan tiba (Ef 1:10), Tuhan merubah apa yang harus dirubah, dan menyiapkan apa yang harus disiapkan. Tidak lagi persiapan, tapi sebuah eksekusi dari ketetapan-ketetapan Ilahi.

Setelah keluar dari Mesir, sampailah Israel ke gunung Sinai. Disanalah Tuhan memberikan kepada Musa ketetapan-ketetapanNya. 10 hukum Tuhan pun diberikan di Sinai.  Sebuah era baru dari keluarga Yakub bagaimana hidup sebagai sebuah bangsa. 
Bangsa Isreal didesain menjadi Kerajaan Imam.  Pernyataan ini diperkuat oleh Rasul Petrus di I Pet 2:9).

Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib: (I Pet 2:9)

Sebagai orang-orang pilihan Allah, didalam Kristus (Yoh 1:12), kita hidup didalam dunia sebagai Imamat yang Rajani.  Artinya, kita memiliki otoritas dan kuasa untuk menjadi bagian dari pemerintahan Allah.  

Sebuah hak istimewa yang harus selalu kita pegang selama perjalanan rohani kita dimuka bumi ini.

Tidak hanya kita hidup untuk diri sendiri, tapi kita hidup untuk melayani umat manusia dalam pemerintahanNya.  Baik yang sudah didalam Kristus maupun diluar Kristus, Kerajaan Imam hadir sebagai wakil kerajaan surga (Ef 6:20).

Melalui Kerajaan Imam-Nya, pemerintahanNya dinyatakan untuk menyatakan kasihNya kepada dunia (Yoh 3:16). Karena pemerintahanNya adalah pemerintahan damai sejahtera (Yes 9:6, Ef 2:14-17). Ketika kita sebagai perwakilan pemerintahanNya tidak berfungsi maka rencana-rencana Damai Sejahtera untuk dunia tidak tereksekusi.

Kita diselamatkan, dipilih, dibenarkan, dikuduskan, dan dimuliakan didalam Kristus bukan hanya untuk kepentingan kita sendiri, tapi untuk kepentingan seluruh umat manusia.  Itulah rencana keselamatan besar Allah untuk umat manusia melalui kita Imamat yang Rajani, yaitu GerejaNya.

Pemahaman Alkitab:
Kata Yunani πρεσβεύω atau presbeuō (G4243) dalam NASB (New American Standard Bible) diterjemahkan sebagai ambassador atau duta besar. Seorang duta besar memiliki otoritas dan kuasa penuh untuk mewakili negara yang mengutusnya. Prinsip yang sama kita dapatkan didalam Alkitab, seperti Bapa mengutus AnakNya, maka AnakNya mengutus kita (Yoh 5:30). Kota (wilayah, atau domain) dimana kita ditempatkan adalah wilayah kedutaan besar kerajaan, yang setiap orang didalamnya berhak mendapatkan perlindungan dan hak (Yer 29:7).

Didalam Kristus, kita adalah manifestasi dari kerajaan Surga.

Kamis, 16 Juli 2020

Pemerintahan Tuhan


pemerintahan Tuhan

Bacaan I Raj 8:7

TUHAN berfirman kepada Samuel: "Dengarkanlah perkataan bangsa itu dalam segala hal yang dikatakan mereka kepadamu, sebab bukan engkau yang mereka tolak, tetapi Akulah yang mereka tolak, supaya jangan Aku menjadi raja atas mereka.  (I Raj 8:7)

Bangsa Israel selama 430 tahun (Kel 12:40) berubah dari satu keluarga Yakub menjadi satu bangsa.  Meskipun demikan, mereka tidak pernah memiliki sistem pemerintahan.  Mereka hidup sebagai budak, dan mengikuti semua sistem pemerintahan dan struktur pemerintahan mesir.

Israel menjadi sebagai satu bangsa karena secara rohani maupun darah mereka adalah keturunan Abraham yang memegang perjanjian dengan Yehova. Secara natural, bangsa Israel adalah satu keluarga besar.

Berkatalah Yusuf kepada saudara-saudaranya: "Tidak lama lagi aku akan mati; tentu Allah akan memperhatikan kamu dan membawa kamu keluar dari negeri ini, ke negeri yang telah dijanjikan-Nya dengan sumpah kepada Abraham, Ishak dan Yakub."  (Kej 50:24)

Yusuf sebelum meninggal mengingatkan seluruh bangsa untuk tidak melupakan asal-usul Israel sebagai satu keluarga yang memiliki perjanjian.  Identitas sebagai Keluarga Abraham ini adalah inti dari iman orang Israel.  Dan didalam Kristus, identitas itu pun tidak dihilangkan (Gal 3:29), “Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah

Ketika akhirnya Israel keluar dari Mesir menjadi satu bangsa, sistem pemerintahan yang mereka miliki adalah sistem kekeluargaan.  Kel 18:17-27 memperperlihatkan bagaimana Musa belajar dari mertuanya Imam Yitro untuk mengatur struktur pemerintahan yang baru dalam keluarga Israel yang sudah berjumlah jutaan orang.

Di samping itu kaucarilah dari seluruh bangsa itu orang-orang yang cakap dan takut akan Allah, orang-orang yang dapat dipercaya, dan yang benci kepada pengejaran suap; tempatkanlah mereka di antara bangsa itu menjadi pemimpin seribu orang, pemimpin seratus orang, pemimpin lima puluh orang dan pemimpin sepuluh orang. (Kel 18:21)

Sistem pemerintahan Allah yang berdasarkan sistem keluarga ini adalah sistem yang didesain Tuhan sendiri untuk memerintah secara langsung (teokrasi) keluarga Abraham. Dan sistem inilah yang selama 40 tahun di padang gurun menjadi sistem pemerintahan bangsa Israel.

Setelah di tanah perjanjian, Israel menolak Tuhan, dan meminta raja manusia, sehingga akhirnya sistem keluarga dirubah menjadi sistem kerajaan dunia. Disinilah akar dari permasalahan, ketika kita menolak Tuhan sebagai raja, dan mencari raja manusia.

"..Tepat seperti yang dilakukan mereka kepada-Ku sejak hari Aku menuntun mereka keluar dari Mesir sampai hari ini, yakni meninggalkan Daku dan beribadah kepada allah lain, demikianlah juga dilakukan mereka kepadamu…”(I Sam 8:8)

Sebagaimana Tuhan memerintah Israel di padang gurun melalui sistem keluarga, demikian juga pemerintahanNya dimuka bumi saat ini.  Seharusnya seperti Israel kita tidak meminta raja lain, tapi kita harus ijinkan Dia bertakhta sebagai Tuhan memerintah dunia melalui keluargaNya, yaitu GerejaNya.

Melalui kita, pemerintahan Tuhan dijalankan di bumi seperti di surga. Otoritas yang besar ini hadir hanya apabila kita hidup dalam satu kesatuan (oneness) sebagai satu keluarga, yaitu keluarga kerajaan Surga. 

Pendalaman Alkitab:
Kata Ibarani pâqad (H6485) berarti memperhatikan.  Dalam Kej 2:11 kata yang sama digunakan untuk memperlihatakan bahwa Tuhan memperhatikan Sarah yang mandul.  Dalam terjemahan New American Standard Bible (NASB) dipakai juga kata take note (dicatat). Tuhan selalu membuat catatan-catatan dalam kehidupan kita, dan Dia tidak lupa, selalu mengingat dan memperhatikan.  Kata ini juga dapat diartikan, melawat.  Ketika Tuhan memperhatikan, Dia mengunjungi (to visit) kita.

Siapa yang memegang kendali, itulah Tuhan kita yang sebenarnya


Sabtu, 15 Februari 2020

Penyediaan Ilahi


Sabtu, 15 Februari 2020 (20 Shevat 5780)


Penyediaan Ilahi


Bacaan : Kel 16:1-36

Musa berkata: "Beginilah perintah TUHAN: Ambillah segomer penuh untuk disimpan turun-temurun, supaya keturunan mereka melihat roti yang Kuberi kamu makan di padang gurun, ketika Aku membawa kamu keluar dari tanah Mesir." 
(Kel 16:32)


Bangsa Israel mengalai tiga tahap besar setelah masa keluarga Abraham selesai. 70 orang keluarga Yakub yang adalah benih awah dari bangsa Israel mengalami masa di Mesir (430 tahun, Kel 12:40), padang gurun (40 tahun), sampai pada akhirnya masuk tanah perjanjian sampai sekarang Israel mengalami perjalanan rohani yang panjang.

Dari semua tahap itu, tahapan perjalanan di padang gurun selama 40 tahun adalah tahap perjalanan mujizat. Selama perjalanan mereka dinaungi tiang awan dan api (Kel 13:21), dan mereka makan makanan khusus yang didapat secara supranatural, yaitu roti manna.

Orang Israel makan manna empat puluh tahun lamanya, sampai mereka tiba di tanah yang didiami orang; mereka makan manna sampai tiba di perbatasan tanah Kanaan.  (Kel 16:35)

Keunikan manna ini datang dari langit setiap hari (seperti embun), setiap keluarga hanya boleh mengambil 1 gomer seorang (menurut jumlah anggota keluarga, Kel 16:16). dan setiap hari sabat harus mengambil dua gomer (Kel 16:22). 

Ketika mereka menakarnya dengan gomer, maka orang yang mengumpulkan banyak, tidak kelebihan dan orang yang mengumpulkan sedikit, tidak kekurangan. Tiap-tiap orang mengumpulkan menurut keperluannya. (Kel 16:18)

Prinsip tidak kelebihan dan tidak kekurangan inilah prinsip penyediaan Ilahi. Selama kita hidup dalam mandat Ilahi, kita masuk dalam sistemNya, penyediaanNya tidak akan berlebih dan tidak akan kekurangan.

Paulus mengatakan dia tahu apa itu kelebihan dan kekurangan (Fil 4:12), Paulus mengerti arti hidup yang cukup, “Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan.” (Fil 4:11)

Secara supranatural Tuhan menjaga kita, sebab itu Tuhan Yesus mengajarkan di kotbah Bukit untuk tidak kuatir (Mat 6), dan fokus untuk mencari KerajaanNya, karena yang lain akan diberikan (Mat 6:33). Penyediaan Ilahi selalu supranatural. “…Sesungguhnya Aku akan menurunkan dari langit hujan roti bagimu…” (Kel 16:4).

Manna yang adalah simbol penyediaan Ilahi tidak dibuat manusia, dan keberadaannya langsung dari Tuhan dan langit, dihari dan waktu yang sudah ditetapkan Tuhan juga. Seperti orang Israel, manusia hanya bisa “mengelola manna” sesuai dengan bagiannya.

Mandat Ilahi diberikan sesuai kemampuan kita, dan pilihan Tuhan. Tuhan sudah mengukur berapa dan apa yang kita butuhkan, tidak akan kelebihan sekaligus tidak akan kekurangan. Bagian kita adalah mengelola apa yang ada seperti perumpaan talenta (Mat 25), dan menjadi bendahara yang benar selama kita berjalan menuju tanah perjanjian.

Pendalaman Alkitab:
Kata Yunani autarkes (G842) adalah satu-satunya kata yang dipakai dalam Alkitab di Fil 4:11, dipakai untuk kata cukup atau content yang diartikan kepuasan. Kata autarkes berasal dari dua kata autos (G846) dan arkeo (G714). Autos berarti dengan sendirinya kata ganti orang  dan arkeo berarti dimiliki oleh oleh kekuatan yang tak terkalahkan, cukup, memadai, kuat. Definisi kata autarkes merujuk secara rohani kepada. “Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup." (Yoh 7:38)

Bukan apa yang dari luar yang menentukan, tapi yang dari dalam.



Jumat, 14 Februari 2020

Tangan Kanan-Mu


Jumat, 14 Februari 2020 (19 Shevat 5780)


Tangan kanan-Mu


Bacaan : Kel 15:1-21

Tangan kanan-Mu, TUHAN, mulia karena kekuasaan-Mu, tangan kanan-Mu, TUHAN, menghancurkan musuh.  Engkau mengulurkan tangan kanan-Mu; bumipun menelan mereka. (Kel 15:6, 12)

Frasa tangan kanan-Mu atau tangan kanan Tuhan (right hand of God) adalah frasa yang sangat sering digunakan baik era Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Pertama kali digunakan ketika Yakub memberkati kedua anak Yusuf (Kej 48:13).

Tetapi Israel mengulurkan tangan kanannya dan meletakkannya di atas kepala Efraim, walaupun ia yang bungsu, dan tangan kirinya di atas kepala Manasye--jadi tangannya bersilang, walaupun Manasye yang sulung.  (Kej 48:14)

Efraim yang bungsu diberkati dengan tangan kanan, Manasye yang sulung dengan tangan yang kiri. Yakub memberkati Efraim dengan hak kesulungan, serupa dengan dia yang diberkati Ishak bukan Esau (Kej 27:23-29).  

Tangan kanan memperlihatkan otoritas, kuasa, dan berkat. Ketika Israel keluar dari Mesir, tangan kanan Allah itulah yang melakukannya, bukan kekuatan Musa atau Israel (Ke 3:19-20). Frasa  tangan kanan Tuhan ini juga dipakai untuk memperlihatkan posisi Yesus Kristus dalam kerajaan Surga.

Yesus inilah yang dibangkitkan Allah, dan tentang hal itu kami semua adalah saksi. 
Dan sesudah Ia ditinggikan oleh tangan kanan Allah dan menerima Roh Kudus yang dijanjikan itu, maka dicurahkan-Nya apa yang kamu lihat dan dengar di sini. (Kis 2:32-33)

Dalam Kol 3:1 dikatakan, “Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah.”  Artinya, Kristus dibangkitkan dan ditinggikan tangan kanan Allah, dan ditempatkan disebelah kanan Allah, dan kita semua yang dibangkitkan dalam kematian dan kebangkitannya secara posisi rohani juga berada disebelah kanan Allah, dan memiliki mandat sebagai tangan kanan Allah.

Didalam Yesus kita bukan saja diselamatkan, dan mati masuk surga, tetapi lebih dari itu. Kita diselamatkan untuk dikembalikan posisi kita dalam kerajaan surga untuk memegang otoritas, kuasa, dan berkat untuk menyelesaikan mandat utama kerajaan surga, “KerajaanMu datang, di bumi seperti di surga”

Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan--maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah--oleh kebangkitan Yesus Kristus, yang duduk di sebelah kanan Allah, setelah Ia naik ke sorga sesudah segala malaikat, kuasa dan kekuatan ditaklukkan kepada-Nya.  (I Pet 3:21-22)

Butuh Tuhan untuk menyelesaikan pekerjaan Tuhan. Bagian kita adalah menjadi alat-Nya Tuhan. Segala otoritas, kuasa, bahkan berkat yang dibutuhkan semua adalah bagian Tuhan untuk menyediakan.  Tanpa pemahaman bahwa didalam Yesus, kita sudah ada dalam posisi otoritas, kuasa, dan berkat, kita akan selalu merasa tidak bisa dan tidak mampu untuk menyelesaikan semua tantangan untuk menyelesaikan mandatNya.

Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk di sebelah kanan Allah. Merekapun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya. (Mar 16:19-20)

Pendalaman Alkitab:
Kata meneguhkan dalam bahasa Yunani dipakai kata sunergeo (G4903), dan sunergos (G4904)  yang berarti bekerja bersama, partner, kawan sekerja, meletakkan kekuatan bersama. Tuhan mau menjadi kawan sekerja (I Kor 3:9). Dari kata ini lahir kata sinergi, atau synergy (Ingris). Keseluruhan lebih besar dari jumlah bagian-bagiannya adalah ekspresi yang menjadi inti kata sinergi. Ul 32:30, “satu mengalahkan seribu, dua membuat lari sepuluh ribu” adalah gambaran yang lebih jelas.

Bersama Tuhan, kita selalu mayoritas.



Kamis, 13 Februari 2020

Ketika Tuhan Bergerak


Kamis, 13 Februari 2020 (18 Shevat 5780)

Ketika TUhan Bergerak



Bacaan : Kel 14:1-31

Kemudian bergeraklah Malaikat Allah, yang tadinya berjalan di depan tentara Israel, lalu berjalan di belakang mereka; dan tiang awan itu bergerak dari depan mereka, lalu berdiri di belakang mereka. 
(Kel 14:19)

Perjuangan membawa Israel keluar dari Mesir memperlihatkan kepada kita bagaimana perjuangan keluar dari hidup yang lama (I Kor 10:11). Bahkan setelah tulah-tulah air menjadi darah, katak, nyamuk, lalat pikat, sampar, barah, hujan es, belalang, kegelapan (Kel 7-11), sampai malapetaka anak sulung yang mati (Kel 12:29), Firaun tidak mau berbalik. Dia tetap mengejar Israel, sampai titik terakhir yaitu laut merah.

Kondisi Israel waktu itu sudah tidak ada jalan keluar.  Laut merah didepan, dan Firaun serta pasukkanNya dibelakan mengejar. Tetapi tiba-tiba, Tuhan bergerak berbeda. Malaikat Allah yang menggambarkan hadirat Tuhan, kehadiranNya, tiba-tiba bergerak dari depan berjalan ke belakang. 

Didepan Tuhan mendatangkan air timur untuk membelah laut merah, dan dibelakang Dia menghadang Firaun. Didepan Dia ada, dibelakang Dia juga ada.  Itulah yang disebut penyertaan Tuhan. Kel 31:6  menggambarkan dengan tepat apa yang terjadi, “Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan jangan gemetar karena mereka, sebab TUHAN, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai engkau; Ia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau."

Yang dilakukan orang Israel hanya satu, yaitu terus bergerak maju. Tuhan sendiri yang membuat jalan. Selama Israel tidak berhenti, mereka akan menemukan jalan baru, bahkan mengalami mujizat-mujizat dalam perjalanannya.

Aku mau memimpin orang-orang buta di jalan yang tidak mereka kenal, dan mau membawa mereka berjalan di jalan-jalan yang tidak mereka kenal. Aku mau membuat kegelapan yang di depan mereka menjadi terang dan tanah yang berkeluk-keluk menjadi tanah yang rata. Itulah hal-hal yang hendak Kulakukan kepada mereka, yang pasti akan Kulaksanakan. (Yes 42:16)

Tuhan bergerak di waktuNya, dengan caraNya. Israel tidak tahu sama sekali bahwa mereka akan menghadapi kemustahilan ganda, yaitu laut merah dan pasukan Firaun.  Kalau mereka tahu, maka dapat dipastikan mereka tidak akan berani menentang Firaun, dan bahkan berfikir untuk keluar dari Mesir.  

Yang harus kita ingat cuma satu, sejak awal skenario pembebasan Israel itu dari Tuhan sendiri, setelah dia mendengar suara teriakan mereka, dan mengingat janjiNya (Kel 2:24-25). Kel 14:14 jelas mengatakan Tuhan sendiri yang berperang. Artinya, kemenangan itu adalah kepastian, karena Tidak ada Tuhan lain yang seperti Dia (Rom 8:31).

Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya. (I Kor 10:13)

Ketika Tuhan bergerak, tidak ada yang bisa menghentikan. Hidup dalam mandat Ilahi adalah hidup dalam pergerakan Tuhan.  Kita taat saja, Dia tahu apa yang dilakukan. Jangan bergerak sebelum Tuhan perintahkan, jangan berhenti setelah Tuhan katakan selesai. 

Pendalaman Alkitab:
Kata percaya dalam bahasa Ibrani dipakai kata aman  (H539)  yang berarti mendukung, membantu perkembangan, berdiri kokoh,mapan, tak tergoncangkan. Bil 11:12 menggunakan kata aman ini diterjemahkan a nursing father (KJV).  Dari kata aman ini lahir kata emun (H529) dan emunah (H530) yang berarti kesetiaan, ketabahan. Kata iman dalam rentang makna aman, emun, emunah.

Kita tidak bisa gagal apabila kita tidak pernah berhenti.



Rabu, 12 Februari 2020

Itulah Nama-Ku


Rabu, 12 Februari 2020 (17 Shevat 5780)


Itulah nama-ku


Bacaan : Maz 93:1-5

Selanjutnya berfirmanlah Allah kepada Musa: "Beginilah kaukatakan kepada orang Israel: TUHAN, Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub, telah mengutus aku kepadamu: itulah nama-Ku untuk selama-lamanya dan itulah sebutan-Ku turun-temurun. (Kel 3:15)


Tuhan memberi pesan kepada Musa untuk menyatakan siapa diriNya kepada orang Israel sebagai Allah (Elohim) Abraham, Ishak, dan Yakub. Mandat yang diterima Musa untuk mengeluarkan Israel dari Mesir adalah bagian dari cerita, dan perjanjian Tuhan terhadap Abraham, Ishak, dan Yakub.

Pernyataan ini penting, karena di dalam Kristus, kita pun adalah keturunan Abraham (Gal 3:29) yang artinya kita juga mengakui, dan menyembah Tuhan yang sama yang disembah orang Israel.  Tuhan yang membelah laut merah untuk menyelamatkan Israel, adalah Tuhan yang sama yang kita sembah.

Tuhan kita tidak pernah berubah dulu, sekarang, sampai selama-lamanya. Dialah Raja kekekalan. (Maz 93:2, Yer 10:10, Ibr 13:8). Bahkan sebelum gunung-gunung dilahirkan, kata pemazmur, Dia adalah Allah!

Sebelum gunung-gunung dilahirkan, dan bumi dan dunia diperanakkan, bahkan dari selama-lamanya sampai selama-lamanya Engkaulah Allah.  (Maz 90:2)

Dari selamanya sampai selamanya berarti tidak ada celah sedikit pun untuk Dia berubah. Dia yang tidak berubah itu menyebut diriNya Allah Abraham, Ishak, dan Yakub, dan sebutan itu pun bersifat kekal, tidak berubah.

Mandat yang harus kita selesaikan selama di muka bumi (Yoh 17:4) adalah mandat yang kita terima dari Allah yang kekal, maka mandat Ilahi itu juga bersifat kekal, bukan cuma sementara, ataupun hanya demi kepentingan selama di dunia.

Setiap mandat yang diberikan pada dasarnya adalah misi penggenapan (fulfillment) dari rencana kekekalan dan masuk abadi Allah. Dan ketika Yesus menyelesaikan pekerjaanNya di Golgota, maka kita memiliki jalan masuk untuk menyelesaikan semua yang menjadi bagian kita.

sesuai dengan maksud abadi, yang telah dilaksanakan-Nya dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. Di dalam Dia kita beroleh keberanian dan jalan masuk kepada Allah dengan penuh kepercayaan oleh iman kita kepada-Nya (Ef 3:11-12)

Cerita Tuhan adalah cerita bersambung, dari satu pahlawan Iman kepada yang lain. Ibrani 11 memperlihatkan para pahlawan Iman untuk memberikan contoh kepada kita untuk bisa menyelesaikan semua mandat kita sampai akhirnya.

Dari Adam yang lama, sampai kepada Yesus Kristus sebagai Adam yang baru (Rom 5:12-21, I kor 15:22, 45), sampai akhirnya pernikahan agung antara Adam yang baru dan mempelaiNya, yaitu GerejaNya (II Kor 11:2, Ef 5:24, Why 19:1-8; 21:1-2), Dia Tuhan Abraham, Ishak, dan Yakub.  Itulah Nama-Nya!


Pendalaman Alkitab:
Kata kekal dalam bahasa Ibrani dipakai kata olam  (H5769)  yang memiliki rentang makna selama-lamanya, tidak berkesudahan, tak terbatas, waktu purbakala. Padanan kata dalam bahasa Yunani adalah aion (G165) yang berarti waktu abadi, berbeda dengan chronos (G5550), ataupun kairos (G2540). Kej 21:33 menyebut nama Tuhan dengan El-Olam (the eternal God), Allah yang kekal.

Kerja keras melahirkan sukses, kerja benar melahirkan keabadian.


Selasa, 11 Februari 2020

Biarkanlah Umat-Ku Pergi


Selasa, 11 Februari 2020 (16 Shevat 5780)



Biarkanlah Umat-ku Pergi


Bacaan : Kel 5:1-17

Kemudian Musa dan Harun pergi menghadap Firaun, lalu berkata kepadanya: "Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Biarkanlah umat-Ku pergi untuk mengadakan perayaan bagi-Ku di padang gurun."
(Kel 5:1)

 Pesan Tuhan melalui Musa kepada Firaun, “Biarkanlah Umat-Ku Pergi!”  (Kel 5:1, 7:16, 8:1, Kel 8:20, 9:1, 10:3) memperlihatkan bahwa Tuhan mengakui Israel sebagai milikNya, “My People”. Bukan hanya sebagai umatNya, tapi Israel diakui sebagai Anak yang Sulung.

Maka engkau harus berkata kepada Firaun: Beginilah firman TUHAN: Israel ialah anak-Ku, anak-Ku yang sulung; sebab itu Aku berfirman kepadamu: Biarkanlah anak-Ku itu pergi, supaya ia beribadah kepada-Ku; tetapi jika engkau menolak membiarkannya pergi, maka Aku akan membunuh anakmu, anakmu yang sulung."  (Kel 4:22-23)

Hati Tuhan untuk anak yang Sulung tidak hanya berhenti di masa lampau, sampai akhir zaman pun Israel tetap menjadi yang sulung. Pilihan Tuhan akan Israel itu tetap (Rom 11:28-29). Perjanjian kekal antara Tuhan dan Israel adalah dasar kepercayaan kita kepada korban Yesus Kristus di kayu salib. 

Berita Injil adalah berita penggenapan janji Tuhan kepada Israel secara legal rohani, dan secara jasmani, bangsa Israel pun tetap menjadi bagian dari rencana keselamatan yang kekal. Didalam Yesus, baik Yahudi maupun non Yahudi akan dijadikan satu manusia baru (one new man).

Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan, sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera, dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu. (Ef 2:14-16)

Keselamatan Israel adalah mandat Ilahi bagi semua orang yang percaya didalam Kristus. Dialah yang sulung.  Seperti pengakuan Rut kepada Naomi, Tuhannya Israel, adalah Tuhan kita (Rut 1:16-17). Sebab itu apapun panggilan, dan mandat kita, harus diselaraskan kepada mandat keselamatan Israel.

Bersama-bersama kita memberkati Israel dan mengusahakan keselamatan si Sulung, karena itu hatiNya Tuhan. Israel dipilih untuk memperliihatkan kepada kita secara jasmani, bagaimana hidup dalam sebuah perjanjian (covenant), dengan Tuhan sendiri sebagai raja (kingship).

Pembelaan Tuhan kepada Israel, bukan karena Israel itu bangsa yang besar, terpandang, ataupun benar, tapi karena perjanjianNya kepada Abraham, Ishak, dan Yakub.

Bukan karena lebih banyak jumlahmu dari bangsa manapun juga, maka hati TUHAN terpikat olehmu dan memilih kamu--bukankah kamu ini yang paling kecil dari segala bangsa? -- tetapi karena TUHAN mengasihi kamu dan memegang sumpah-Nya yang telah diikrarkan-Nya kepada nenek moyangmu, maka TUHAN telah membawa kamu keluar dengan tangan yang kuat dan menebus engkau (Ul 7:7-8)

Kasih yang tanpa syarat (unconditional love) inilah yang membuat Tuhan selalu membela Israel dan juga semua orang yang percaya perjanjian kekalNya melalui Yesus Kristus. Didalam Tuhan Yesus, pembelaanNya itu tuntas. Apapun masalah kita, apapun yang mengikat kita, diwaktuNya, Dia memperhatikan kita dan berkata, “Biarkan anak-Ku pergi, atau kalian akan berurusan dengan Aku.” Betapa luar biasanya hidup dalam Tuhan, bukan?


Pendalaman Alkitab:
Kata memilih dalam bahasa Ibrani dipakai kata bachar (H4294)  yang memiliki rentang makna acceptable (dapat diterima), unggul, istimewa, bermutu, baik sekali. Dalam Kejadian kata bachar dipakai dalam Kej 6:2 ketika “anak-anak Allah” memilih istri siapa saja yang disukai. Kemudian di Kej 13:11 ketika Lot memilih lembah Yordan. Disini terlihat bahwa kata bachar mengandung arti memilih sesuka hati yang memilih karena kriteria tertentu yang dianggap baik sekali, bermutu, dan istimewa.

Tuhan memilih kita adalah dasar dari semua yang kita percaya.


Senin, 10 Februari 2020

Apa Yang Ditanganmu?

Senin, 10  Ferbuari 2020 (15 Shevat 5780)

Apa Yang ada ditanganmu?
Bacaan : Kel 4:1-17

Lalu sahut Musa: "Bagaimana jika mereka tidak percaya kepadaku dan tidak mendengarkan perkataanku, melainkan berkata: TUHAN tidak menampakkan diri kepadamu?" 
TUHAN berfirman kepadanya: "Apakah yang di tanganmu itu?" Jawab Musa: "Tongkat."
(Kel 4:1-2)

Kegentaran Musa untuk bertemu Firaun bukan hanya logis, tapi juga sangat pribadi. Bisa dibayangkan, selama 40 tahun dia tinggal di Istana Firaun, kemudian melarikan diri karena masalah, untuk kembali ke tempat itu membutuhkan keberanian yang tidak kecil.  Apalagi Musa kembali tanpa membawa kekuatan fisik apapun.

Meskipun Tuhan sudah membuat janji akan menyertai Musa (Kel 3:14), bahkan Dia sendiri yang akan memaksa Firaun, tapi ternyata kegentaran itu masih tersisa.

Tetapi Aku akan mengacungkan tangan-Ku dan memukul Mesir dengan segala perbuatan yang ajaib, yang akan Kulakukan di tengah-tengahnya; sesudah itu ia akan membiarkan kamu pergi. (Kel 3:20)

Untuk meyakinkan Musa, akhirnya Tuhan bertanya sebuah pertanyaan sederhana, “Apakah yang ditanganmu itu?” Tuhan sedang mengatakan kepada Musa, apapun yang ditangan bisa digunakan Tuhan untuk menjadi alat menyelesaikan mandat. 

Tongkat yang ditangan Musa itulah yang akhirnya menjadi alat profetis untuk melakukan mujizat-mujizat didepan Firaun, dan Mesir (Kel 7:9, 7:17, 8:5, 8:17, 9:23, 10:13). Sampai akhirnya, tongkat yang sama dipakai Tuhan untuk membelah laut merah. Salah satu mujizat terbesar dalam sejarah umat manusia terjadi karena sebuah tongkat.

Dan engkau, angkatlah tongkatmu dan ulurkanlah tanganmu ke atas laut dan belahlah airnya, sehingga orang Israel akan berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering.  (Kel 14:16)

Tuhan bisa menggunakan apapun yang ada karena Dia adalah Tuhan. Karena sebenarnya bukan tongkatnya, atau bahkan Musa, tapi tangan Tuhan sendiri yang memaksa Firaun melepaskan Israel (Kel 3:19).

Seperti juga Musa, apa yang ada ditangan kita bisa digunakan untuk menyelesaikan setiap mandat Ilahi yang kita emban. Setia kepada perkara kecil maka Tuhan akan melipatkan apa yang ada (Mat 25:21, Luk 16:10, Luk 19:17).  Kita semua hanya alat yang bisa dipergunakan apabila kita mau, taat, dan setia.  Oleh Paulus Allah mengadakan mujizat-mujizat yang luar biasa..” (Kis 19:11)

Tuhan selalu bekerja sama dengan orang-orangNya (I Kor 3:9). Dia yang membuat rencana, dan menjamin kemenangan, bahkan melakukanNya sendiri, tapi dia membutuhkan Musa, Paulus, dan kita untuk menjadi tangan, kaki, mata, telinga, dan mulutnya.  Kita hanya perlu menyerahkan tongkat kita kepada Tuhan untuk dipergunakan bagi kepentingan kerajaan. 


Pendalaman Alkitab:
Kata tongkat dalam bahasa Ibrani dipakai kata matteh (H4294)  yang bisa diartikan tongkat kerajaan, atau ranting/cabang biasa, dan juga menggandung arti kata suku. Dalam kisah Esther (Esther 4:11), tongkat kerajaan (scepter) yang diberikan ke Esther berarti kemurahan. Dalam Yoh 15:1-8, kita adalah carang/ranting yang tidak bisa hidup sendiri tanpa dicangkokkan. Kata matteh juga digunakan untuk kata suku (Kel 35:30) yaitu kumpulan orang yang disatukan karena darah keluarga, atau tempat tinggal, biasanya dipimpin seorang kepala yang membawa tongkat (Bil 17:6-8)

Bukan apa yang kita punya, tapi bagaimana kita menggunakan yang ada yang penting.




Minggu, 09 Februari 2020

Aku Adalah Aku


Minggu,9  Februari 2020 (14 Shevat 5780)


Aku Adalah Aku

Bacaan : Kel 3:11-22

Lalu Musa berkata kepada Allah: "Tetapi apabila aku mendapatkan orang Israel dan berkata kepada mereka: Allah nenek moyangmu telah mengutus aku kepadamu, dan mereka bertanya kepadaku: bagaimana tentang nama-Nya? --apakah yang harus kujawab kepada mereka?" Firman Allah kepada Musa: "AKU ADALAH AKU." Lagi firman-Nya: "Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu." 
(Kel 3:13-14)

Jutaan orang Isrel telah menjadi aset bagi Firaun diwaktu itu. Karena mereka menjadi tenaga kerja yang bisa dipakai untuk membangun kota-kota Mesir seperti Pitom dan Raamses. Sebab itu, ketika Tuhan memerintahkan Musa untuk membawa orang Israel keluar dari Mesir, hal itu berarti adalah perintah untuk melawan secara langsung Firaun, orang paling berpengaruh di dunia waktu itu.

Sementara itu, orang Israel pun belum tentu mau menerima Musa sebagai pemimpin mereka, dan bahkan terpikir untuk keluar dari Mesir. Ditambah lagi, Musa selama 40 tahun hanya bekerja sebagai gembala, dia tidak memiliki pengaruh yang cukup, apalagi pasukan. Sebab itu pertanyaan Musa, adalah pertanyaan yang sangat logis, “Tetapi Musa berkata kepada Allah: "Siapakah aku ini, maka aku yang akan menghadap Firaun dan membawa orang Israel keluar dari Mesir?" (Kel 3:11)

Keraguan Musa dijawab dengan pertanyaan retoris yang adalah sebuah pernyataan, “Bukankah Aku akan menyertai engkau?...” (Kel 3:12). Dan sebelumnya Firman Tuhan juga meyakinkan Musa siapa Dia yang mengutus dia dengan menyatakan bahwa Dia adalah, “Aku adalah Aku” (I am Who I am)  atau ehyeh asher ehyeh (Ibrani) (Kel 3:14).  Artinya, Tuhan meyakinkan Musa, bahwa penyertaaNya cukup, karena Dia adalah Tuhan dan tidak ada yang lain.

Hidup dalam mandat Ilahi seperti Musa membutuhkan kepercayaan sepenuhnya kepada pribadi Tuhan yang memberikan mandat. Karena Tuhan yang suruh, pasti Dia sudah mengukur kemampuan kita (I Kor 10:13), dan pasti Dia menyertai sampai selesai, Immanuel (Mat 1:23). Bukan hanya Dia menyertai, Dia berperang bersama kita, bahkan bagi kita (Kel 14:14).

Pernyatan Aku adalah Aku berarti tidak ada Tuhan yang seperti Dia. Tuhan Yesus menggunakan frasa yang sama untuk menerangkan pribadiNya kepada orang Yahudi, “before Abraham was born, I am” (Sebelum Abraham jadi, Aku telah ada)(Yoh 8:58).

Apapun perintah dan mandat yang harus kita lakukan selama di muka bumi ini, jaminanNya cukup Aku adalah Aku.  Itulah yang disebut Paulus, Roh Kudus adalah jaminan bahwa kita milik Allah (Ef 1:14). Tidak perlu ada yang diragukan lagi, Tidak ada yang seperti Dia.

Akulah TUHAN dan tidak ada yang lain; kecuali Aku tidak ada Allah. Aku telah mempersenjatai engkau, sekalipun engkau tidak mengenal Aku, supaya orang tahu dari terbitnya matahari sampai terbenamnya, bahwa tidak ada yang lain di luar Aku. Akulah TUHAN dan tidak ada yang lain, (Yes 45:5-6)


Pendalaman Alkitab:
Kata mengutus dalam bahasa Ibrani dipakai kata shalach (H7071)  yang artinya diregang, dilepaskan, dibebaskan, ditembakkan seperti anak panah. Pesan Tuhan kepada Firaun (Kel 5:1) melalui Musa “Let My People Go” atau Biarkanlah Umatku Pergi kata go (pergi) dipakai kata shalach, yang artinya orang Israel dilepaskan seperti anak panah. Ketika Tuhan membebaskan kita, maka sekaligus Tuhan mengutus kita menjadi pembawa mandat-mandat Ilahi. Untuk itu hidup kita perlu diregang, dan tidak terikat dengan apapun, artinya menyerah seperti anak panah dilepaskan, semua tergantung pemanah.

Hidup yang berkemenangan adalah hidup dalam penyerahan.