Minggu, 2 Februari 2020 (7 Shevat 5780)
ORANG-ORANG SISA
Seluruh keturunan yang diperoleh Yakub berjumlah tujuh puluh jiwa. Tetapi Yusuf telah ada di Mesir.
(Kel
1:5)
Keturunan Yakub yang akhirnya migrasi ke Mesir
berjumlah 70 orang. Jumlah yang sangat
sedikit dibandingkan dengan janji Tuhan kepada Abraham, Ishak, dan Yakub bahwa
anak-cucu mereka akan seperti bintang di langit, dan pastir dilaut (Kej 22:17)
Ke-70 orang keturunan Yakub ini adalah
generasi ke-4, mereka ini disebut generasi orang-orang sisa (remnant). Dalam
sejarah cerita keselataman, terlihat pola Ilahi bagaimana Tuhan Yesus menggunakan
orang-orang sisa untuk menyelesaikan agenda Kerajaan.
Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan
saudara-saudara Yesus. Pada hari-hari itu berdirilah Petrus di
tengah-tengah saudara-saudara yang sedang berkumpul itu, kira-kira seratus
dua puluh orang banyaknya, lalu berkata: (Kis 1:14-15)
Setelah kenaikan Tuhan
Yesus ke surga, kekristenan dimulai dari hanya 120 orang, yang bertekun, sehati,
dalam doa, dan akhirnya sejarah mencatat bahwa ke-120 benih awal kekristenan
ini menjadi batu-batu fondasi kekekristenan.
Pasukan Gideon hanya
berjumlah tiga ratus orang (Hak 7:7), itupun hanya 1/3 yang ikut langsung dengan
Gideon (100 orang (Hak 7:19) tapi mereka mampu mengubah keadaan, dan akhirnya
suku-suku Israel percaya Tuhan melalui Gideon dan orang-orang sisa ini (Hak
8:22), dan seluruh Israel aman dari Midian selama 40 tahun (Hak 8:28).
Daud, Yusuf, Daniel, Mordekai
& Esther, Sadrak-Mesakh-Abednego dan masih banyak contoh lainnya memperlihatkan
bahwa orang-orang sisa memegang peran strategis dan penting dalam denah biru (blueprint)
Tuhan, di setiap masa dan generasi.
Nubuatan atas bangsa
Israel sendiri merujuk kepada orang-orang sisa-sisa (Rom 9:27-28,11:5). Nabi Zefanya
menggambarkan orang-orang sisa ini adalah orang-orang yang memegang integritas dan
moral dengan radikal tapi rendah hati.
Di antaramu akan Kubiarkan hidup suatu umat yang rendah hati dan
lemah, dan mereka akan mencari perlindungan pada
nama TUHAN, yakni sisa Israel itu. Mereka tidak akan melakukan
kelaliman atau berbicara bohong; dalam mulut mereka tidak akan terdapat lidah
penipu; ya, mereka akan seperti domba yang makan rumput dan berbaring dengan
tidak ada yang mengganggunya. (Zef 3:12-13)
Yesus pada waktu
kotbah dibukit mengajarkan tentan pintu yang sesak (Mat 7:13-14) bicara tentang
orang-orang yang mau melalui proses pikul Salib dan mengerjakan panggilan, dan
mandat selama di muka bumi sampai selesai.
Orang-orang sisa ini
adalah orang-orang yang sudah selsai dengan dirinya, berani taat kepada setiap perintah
yang diberikan, menjadi pionir dengan membuka jalan bagi seluruh Tubuh Kristus.
Kita berhutang dengan orang-orang ini, sekaligus sebuah tantangan supaya kita pun
menjadi bagian orang-orang yang bertahan sampai akhir.
Seandainya TUHAN semesta alam tidak meninggalkan pada kita sedikit
orang yang terlepas, kita sudah menjadi seperti Sodom, dan sama seperti
Gomora. (Yes 1:9)
Pendalaman Alkitab:
Kata sisa dalam bahasa Ibrani
dipakai kata shear (H7605)
artinya yang tertinggal, jumlah kecil dari sesuatu. Kata sinonim yang dipakai adalah
syarid (h8300) yang memperlebar arti
kata menjadi yang selamat (survivor). Kutipan kitab Yesaya yang ditulis dalam bahasa
Yunani di Roma dengan kata leimma (G3005), dari kata dasar leipo
(G3007) yang berarti yang dilupakan, miskin, kekurangan, dan tidak diperhatikan,
seperti reruntuhan. Orang-orang sisa
tidak terlihat, tapi memiliki peran strategis dan kelompok yang mampu bertahan.
Fokus kepada standard,
idealisme, dan kualitas, maka kuantitas dan jumlah menyusul.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar