Minggu, 19 Juli 2020

Tempat KediamanNya


Tempat KediamanNya

Dan mereka harus membuat tempat kudus bagi-Ku, supaya Aku akan diam di tengah-tengah mereka.  Menurut segala apa yang Kutunjukkan kepadamu sebagai contoh Kemah Suci dan sebagai contoh segala perabotannya, demikianlah harus kamu membuatnya.
(Kel 25:8-9)

Kemah sucil, bait suci, atau tabernakel adalah pusat kehidupan bangsa Israel. Karena disitulah Tuhan-Nya Israel berdiam ditengah-tengah mereka. Keberadaan Tabut Perjanjian mewakili kehadiranNya.  Tabut itu diletakkan ditempat yang paling rahasia, yaitu ruang maha kudus dalam kemah suci. 

Daud disebut orang yang berkenan kepadaNya (Kis 13:22) karena Dia mengerti pentingnya kehadiranNya. Daudlah yang akhirnya membawa tabut itu di kota Daud, di gunung Sion.

Tabut TUHAN itu dibawa masuk, lalu diletakkan di tempatnya, di dalam kemah yang dibentangkan Daud untuk itu, kemudian Daud mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan di hadapan TUHAN. (II Sam 6:17).

Tuhan orang Israel adalah Tuhan yang selalu bersama-sama dalam keseharian. Tuhan yang sangat pribadi dan berbicara kepada Adam, Nuh, Abraham, Ishak, Yakub, Yusuf, Musa, Yosua, Daud dan semua orang yang percaya. 

KehadiranNya secara sempurna digenapi dalam pribadi Yesus Kristus. Dialah Imanuel (Allah beserta kita) yang dinubuatkan nabi Yesaya (Yes 7:14), dan digenapi Matius 1:23. Kol 1:19 menyatakan. “Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia..

Didalam Yesus, sekarang Roh Kudus tinggal didalam kita, kita menjadi bait suciNya (I Kor 3:16, I Kor 6:19). Bahkan Paulus menyebut secara khusus, kita dibangun menjadi tempat KediamanNya.

Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh.  (Ef 2:22)

Kita didalam Dia, dan Dia didalam kita (Yoh 15:4).  Sebuah kebenaran yang sangat dalam, sekaligus jaminan bagi kita semua bagia semua janji-janjiNya akan digenapi, dan semua mandat-mandat yang diberikan kepada kita akan terlaksana, bukan karena kita, tapi karena Dia tinggal didalam kita (Za 4:6, Yoh 15:7, Gal 2:19-20).

Pemahaman Alkitab:
Kata Yunani κατοικητήριον atau katoikētērion (G2732) dalam NASB (New American Standard Bible) diterjemahkan sebagai dwelling place atau tempat tinggal. Kata ini mengandung arti habitation yang arti luasnya pemukiman, residensi, tempat untuk didiami. Tempat tinggal adalah rumah bagi yang menghuni. Berbeda dengan penginapan, atau hotel yang hanya sementara, tapi rumah adalah tempat tinggal yang sudah menetap (settled down). Dalam Yes 66:1 ”… Where then is a house you could build for Me? …” kata dwelling place dipakai kata Ibrani בַּיִת, bayith (H1004) yang artinya isi rumah, atau keluarga. 

Kita berfikir, berkata, dan bertindak seperti Dia, karena Dia yang ada di dalam kita.


Sabtu, 18 Juli 2020

Kerajaan Imam


Kerajaan Imam.

Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus. Inilah semuanya firman yang harus kaukatakan kepada orang Israel.
(Kel 19:6)

Dari bangsa yang lahir dari perbudakan, Israel dalam satu hari menjadi pasukan.  Sesudah lewat empat ratus tiga puluh tahun, tepat pada hari itu juga, keluarlah segala pasukan TUHAN dari tanah Mesir.(Kel 12:41). 

Bagi manusia tidak mungkin, tapi bagi Tuhan mungkin (Luk 1:37).  Ketika waktu penggenapan tiba (Ef 1:10), Tuhan merubah apa yang harus dirubah, dan menyiapkan apa yang harus disiapkan. Tidak lagi persiapan, tapi sebuah eksekusi dari ketetapan-ketetapan Ilahi.

Setelah keluar dari Mesir, sampailah Israel ke gunung Sinai. Disanalah Tuhan memberikan kepada Musa ketetapan-ketetapanNya. 10 hukum Tuhan pun diberikan di Sinai.  Sebuah era baru dari keluarga Yakub bagaimana hidup sebagai sebuah bangsa. 
Bangsa Isreal didesain menjadi Kerajaan Imam.  Pernyataan ini diperkuat oleh Rasul Petrus di I Pet 2:9).

Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib: (I Pet 2:9)

Sebagai orang-orang pilihan Allah, didalam Kristus (Yoh 1:12), kita hidup didalam dunia sebagai Imamat yang Rajani.  Artinya, kita memiliki otoritas dan kuasa untuk menjadi bagian dari pemerintahan Allah.  

Sebuah hak istimewa yang harus selalu kita pegang selama perjalanan rohani kita dimuka bumi ini.

Tidak hanya kita hidup untuk diri sendiri, tapi kita hidup untuk melayani umat manusia dalam pemerintahanNya.  Baik yang sudah didalam Kristus maupun diluar Kristus, Kerajaan Imam hadir sebagai wakil kerajaan surga (Ef 6:20).

Melalui Kerajaan Imam-Nya, pemerintahanNya dinyatakan untuk menyatakan kasihNya kepada dunia (Yoh 3:16). Karena pemerintahanNya adalah pemerintahan damai sejahtera (Yes 9:6, Ef 2:14-17). Ketika kita sebagai perwakilan pemerintahanNya tidak berfungsi maka rencana-rencana Damai Sejahtera untuk dunia tidak tereksekusi.

Kita diselamatkan, dipilih, dibenarkan, dikuduskan, dan dimuliakan didalam Kristus bukan hanya untuk kepentingan kita sendiri, tapi untuk kepentingan seluruh umat manusia.  Itulah rencana keselamatan besar Allah untuk umat manusia melalui kita Imamat yang Rajani, yaitu GerejaNya.

Pemahaman Alkitab:
Kata Yunani πρεσβεύω atau presbeuō (G4243) dalam NASB (New American Standard Bible) diterjemahkan sebagai ambassador atau duta besar. Seorang duta besar memiliki otoritas dan kuasa penuh untuk mewakili negara yang mengutusnya. Prinsip yang sama kita dapatkan didalam Alkitab, seperti Bapa mengutus AnakNya, maka AnakNya mengutus kita (Yoh 5:30). Kota (wilayah, atau domain) dimana kita ditempatkan adalah wilayah kedutaan besar kerajaan, yang setiap orang didalamnya berhak mendapatkan perlindungan dan hak (Yer 29:7).

Didalam Kristus, kita adalah manifestasi dari kerajaan Surga.

Kamis, 16 Juli 2020

Pemerintahan Tuhan


pemerintahan Tuhan

Bacaan I Raj 8:7

TUHAN berfirman kepada Samuel: "Dengarkanlah perkataan bangsa itu dalam segala hal yang dikatakan mereka kepadamu, sebab bukan engkau yang mereka tolak, tetapi Akulah yang mereka tolak, supaya jangan Aku menjadi raja atas mereka.  (I Raj 8:7)

Bangsa Israel selama 430 tahun (Kel 12:40) berubah dari satu keluarga Yakub menjadi satu bangsa.  Meskipun demikan, mereka tidak pernah memiliki sistem pemerintahan.  Mereka hidup sebagai budak, dan mengikuti semua sistem pemerintahan dan struktur pemerintahan mesir.

Israel menjadi sebagai satu bangsa karena secara rohani maupun darah mereka adalah keturunan Abraham yang memegang perjanjian dengan Yehova. Secara natural, bangsa Israel adalah satu keluarga besar.

Berkatalah Yusuf kepada saudara-saudaranya: "Tidak lama lagi aku akan mati; tentu Allah akan memperhatikan kamu dan membawa kamu keluar dari negeri ini, ke negeri yang telah dijanjikan-Nya dengan sumpah kepada Abraham, Ishak dan Yakub."  (Kej 50:24)

Yusuf sebelum meninggal mengingatkan seluruh bangsa untuk tidak melupakan asal-usul Israel sebagai satu keluarga yang memiliki perjanjian.  Identitas sebagai Keluarga Abraham ini adalah inti dari iman orang Israel.  Dan didalam Kristus, identitas itu pun tidak dihilangkan (Gal 3:29), “Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah

Ketika akhirnya Israel keluar dari Mesir menjadi satu bangsa, sistem pemerintahan yang mereka miliki adalah sistem kekeluargaan.  Kel 18:17-27 memperperlihatkan bagaimana Musa belajar dari mertuanya Imam Yitro untuk mengatur struktur pemerintahan yang baru dalam keluarga Israel yang sudah berjumlah jutaan orang.

Di samping itu kaucarilah dari seluruh bangsa itu orang-orang yang cakap dan takut akan Allah, orang-orang yang dapat dipercaya, dan yang benci kepada pengejaran suap; tempatkanlah mereka di antara bangsa itu menjadi pemimpin seribu orang, pemimpin seratus orang, pemimpin lima puluh orang dan pemimpin sepuluh orang. (Kel 18:21)

Sistem pemerintahan Allah yang berdasarkan sistem keluarga ini adalah sistem yang didesain Tuhan sendiri untuk memerintah secara langsung (teokrasi) keluarga Abraham. Dan sistem inilah yang selama 40 tahun di padang gurun menjadi sistem pemerintahan bangsa Israel.

Setelah di tanah perjanjian, Israel menolak Tuhan, dan meminta raja manusia, sehingga akhirnya sistem keluarga dirubah menjadi sistem kerajaan dunia. Disinilah akar dari permasalahan, ketika kita menolak Tuhan sebagai raja, dan mencari raja manusia.

"..Tepat seperti yang dilakukan mereka kepada-Ku sejak hari Aku menuntun mereka keluar dari Mesir sampai hari ini, yakni meninggalkan Daku dan beribadah kepada allah lain, demikianlah juga dilakukan mereka kepadamu…”(I Sam 8:8)

Sebagaimana Tuhan memerintah Israel di padang gurun melalui sistem keluarga, demikian juga pemerintahanNya dimuka bumi saat ini.  Seharusnya seperti Israel kita tidak meminta raja lain, tapi kita harus ijinkan Dia bertakhta sebagai Tuhan memerintah dunia melalui keluargaNya, yaitu GerejaNya.

Melalui kita, pemerintahan Tuhan dijalankan di bumi seperti di surga. Otoritas yang besar ini hadir hanya apabila kita hidup dalam satu kesatuan (oneness) sebagai satu keluarga, yaitu keluarga kerajaan Surga. 

Pendalaman Alkitab:
Kata Ibarani pâqad (H6485) berarti memperhatikan.  Dalam Kej 2:11 kata yang sama digunakan untuk memperlihatakan bahwa Tuhan memperhatikan Sarah yang mandul.  Dalam terjemahan New American Standard Bible (NASB) dipakai juga kata take note (dicatat). Tuhan selalu membuat catatan-catatan dalam kehidupan kita, dan Dia tidak lupa, selalu mengingat dan memperhatikan.  Kata ini juga dapat diartikan, melawat.  Ketika Tuhan memperhatikan, Dia mengunjungi (to visit) kita.

Siapa yang memegang kendali, itulah Tuhan kita yang sebenarnya