Minggu, 5 Januari 2020 (8 Tevet 5780)
Menggenapi RencanaNya
Bacaan : Luk 4:16-21
"Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang." Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya."
(Luk 4:18-19,21)
Nubuat Nabi Yesaya (Yes 61:1-2) memperlihatkan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan seorang Mesias (yang diurapi) yaitu seorang sosok yang dimengerti sebagai wakil Allah yang akan menyelamatkan orang Yahudi (Israel). Ketika nubuatan itu dibaca Yesus di Sinagoge, dan Dia menyebutkan bahwa ayat itu sudah digenapi, Yesus memperlihatkan bahwa nubuatan Yesaya, adalah mandat yang harus dikerjakanNya. Dia tahu, Dialah yang menggenapi nubuatan itu.
Kehidupan Yesus selama dimuka bumi dari dalam kandungan sampai kematian, kebangkitan, dan naik ke surga adalah kehidupan yang menggenapi rencanaNya. Yesus tidak punya rencana lain. Seluruh kehidupanNya diselaraskan dengan rencana kekekalan BapaNya.
Perkataan langsung pertama Yesus yang dikutip dalam Injil Matius memperlihatkan kepada kita bahwa menggenapkan seluruh kehendaNya adalah jalan hidup yang Dia pilih untuk dilalui.
Lalu Yesus menjawab, kata-Nya kepadanya: "Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah." Dan Yohanespun menuruti-Nya. (Mat 3:15)Hidup dalam mandat Ilahi adalah hidup dalam penggenapan demi penggenapan akan rencanaNya. Setiap cita-cita, mimpi, dan keinginan kita selaraskan dengan rencanaNya. Nabi Yesaya mengingatkan bahwa rencana kita berbeda dengan rencana Tuhan, jalan kita bukan jalan Tuhan, seperti tingginya langit dan bumi rencana kita dengan rencanaNya (Yes 55:8-9).
Dan pada akhirnya, semua keputusan dan rencanaNya itu yang akan terjadi (Yes 55:11). Menolak rencanaNya adalah kesia-siaan. Dan mengapa kita harus menolak rencana Tuhan yang adalah rencana damai sejahtera?
Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan. (Yer 29:11)
Kehidupan seperti Yesus yang hanya diperuntukkan untuk menggenapi rencanNya adalah kehidupan yang juga rasul Paulus hidupi. Paulus katakan, "Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami." (II Kor 4:10).
Itu sebabnya Paulus hidup dalam totalitas menjalankan tugas, panggilan, dan mandat yang Tuhan berikan. Hidupnya yang lama sudah berlalu, dan diganti dengan hidup dalam Yesus, dan Yesus didalamnya (Gal 2:19-20). Dalam perpisahannya dengan penatua di Efesus, sebelum akhirnya dia harus mati sahid di Yerusalem, Paulus dengan tegas dan berani mengatakan:
Paulus tidak terbawa perasaan, ataupun mengambil keputusan berdasarkan "yang baik". Tapi dia mengerti arti menggenapi rencanaNya, meskipun harganya adalah sebuah kematian (Kis 21:13-14). Tapi Dia juga percaya, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi orang yang mengasihinya (Roma 8:28).
Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikitpun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah. (Kis 20:24)
Pendalaman Alkitab:
Kata damai sejahtera berasal bahasa Ibrani, shalom (H7965) yang artinya keadaan bahagia, sehat, baik-baik, makmur, tidak ada perpecahan, tidak ada yang hilang, dan lengkap atau holistik. Pengertian Shallom bagi orang Israel adalah pengertian penting yang memperlihatkan harapan dan keadaan ideal yang dituju. Yesuslah sang Shallom yang dimaksud (Yes 9:6-7), dan Dialah yang memberikan Shallom itu kepada kita (Ef 2:14-16, Yoh 14:17)
Hidup ikut Yesus adalah hidup dalam penggenapan rencana damai sejahtera
Hanny Setiawan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar