Rabu, 15 Januari 2020

Kunci Kemenangan

Rabu, 15 Januari 2020 (18 Tevet 5780)


Kunci Kemenangan

Bacaan :  Kej 3:1-24

Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.
(Kej 3:15)

Dosa sudah membuat manusia tidak ada harapan. Ketakutan Kain (Kej 4:14) mewakili ketakuan kita yang paling dalam. Kehidupan diluar Eden adalah kehidupan yang sangat tidak ideal, keras, bahkan kejam.  Tidak ada yang tempat yang paling tepat bagi manusia untuk tinggal, sehingga manusia terus berlari, mengembara, dan takut. 

Paulus menggambarkan keadaan manusia yang hancur itu sebagai kehilangan kemuliaan Tuhan (Rom 3:23). Daud bahkan dengan lebih jelas mengatakan, "Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku."  Kondisi yang tidak memungkinkan untuk hidup dalam kemenangan. Kita sudah kalah, bahkan sebelum kita maju berperang. 

Keadaan manusia setelah dosa sudah bisa dilihat Tuhan, sehingga Dia sejak dini sudah memberikan jalan keluar dari problem terbesar manusia ini.  Jalan keluar itu adalah sebuah perjanjian. Tuhan berjanji!  Perjanjian Induk dalam Kej 3:15 disebut perjanjian Adam dilanjutkan Tuhan dengan perjanjian kepada Nuh, Abraham, Musa, Daud, sampai tergenapinya semua janjiNya dalam pribadi Yesus Kristus, Perjanjian Baru.
Dan kamu, saudara-saudara, kamu sama seperti Ishak adalah anak-anak janji. (Gal 4:28)
Posisi rohani kita menurut Paulus kepada jemaat Galatia sama dengan Ishak anak Abraham adalah anak-anak janji. Sebab itu perjanjian Tuhan kepada Abraham (Abrahamic Covenant) adalah dasar perjanjian yang sudah lebih konkrit setelah perjanjian Adam, dan Nuh yang bersifat masa depan.
Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; 
Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. 
Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat."  (Kej 12:1-3)
Bukan hanya menerima mandat untuk "pergi" tapi kunci keberhasilan Abraham adalah pernyataan "Aku akan", artinya Tuhan yang memastikan kemenangan, bukan perbuatan, atau kepandaian Abraham. Karena manusia sudah kehilangan semua kemampuan dan kesempatan untuk menang, maka berpegang dan menghidupi janjiNya adalah satu-satunya jalan keluar.  Kel 14:14, "TUHAN akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja."
Ia ingat untuk selama-lamanya akan perjanjian-Nya, firman yang diperintahkan-Nya kepada seribu angkatan, yang diikat-Nya dengan Abraham, dan akan sumpah-Nya kepada Ishak; diadakan-Nya hal itu menjadi ketetapan bagi Yakub, menjadi perjanjian kekal bagi Israel, (Maz 105:8-10)
Perjanjian-Nya sudah teruji mulai dari Abraham, Ishak, dan Yakub bahkan sampai seribu generasi menjadi perjanjian kekal. Dari ikatan, sumpah, akhirnya menjadi ketetapan, tidak dirubah sekali, didalam Yesus semua termaterai sah sekali untuk selamanya (Ibr 9:28).  Perjanjian Tuhan adalah dasar dan bukti bahwa kita adalah orang-orang lebih dari pemenang (Rom 8:37), karena Dia sudah menyelesaikan untuk kita.

Pendalaman Alkitab:
Kata perjanjian dipakai kata dalam bahasa Ibrani, berith (H1285) yang artinya kontral legal, persetujuan, aliansi, ikrar, deklarasi, ordinansi. Pernikahan adalah contoh utama bagaimana sebuah perjanjian dilakukan. Pernikahan membutuhkan pengorbanan sekaligus kerelaan semua pihak karena Cinta dan mengikat sampai maut memisahkan.


Diperanakan dalam dosa, apakah yang bisa kita banggakan?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar